Beberapa hari kemarin, saya membagikan buku Tema 3 dan buku Bahasa Jawa kepada anak-anak. Tapi masalah muncul beberapa hari kemudian.
Setelah saya cek beberapa tumpukan buku yang tersisa di meja, ternyata nomor urut yang telah saya tulis di buku tersebut tidak sama antara buku Tema 3 maupun buku Bahasa Jawa. Padahal sebelumnya sudah saya sampaikan kepada siswa agar mengambil bukunya sesuai nomor absen yang tertera di dalam buku tersebut.
Alasan saya memberikan nomor urut pada buku tersebut antara lain:
- Untuk memudahkan melacak siapa yang belum mengambil buku.
- Untuk memberikan rasa tanggung jawab kepada siswa agar merawat dan menjaga buku dengan baik
Nah, akhirnya mereka mengalami kesulitan dan kebingungan di kemudian hari. Ternyata buku yang diambil tidak sama dengan nomor absen yang tertera pada buku tersebut.
Beberapa siswa berinisiatif untuk mengembalikan buku yang tidak sesuai nomor urutnya ke sekolahan dengan harapan mereka mendapatkan buku sesuai nomor urutnya sendiri. Tapi kenyataannya, mereka malah tidak menemukan buku sesuai harapan mereka.
Menyikapi hal ini, saya tidak secara langsung memberikan pengarahan kepada anak-anak. Meskipun demikian, saya tetap mengamati bagaimana reaksi mereka terhadap kejadian ini. Ada yang berinisiatif memberikan kepada teman sesuai nomor absen urut pada buku yang telah mereka ambil. Ada juga yang diam saja tidak merespon. Yang jelas, sambil saya mengamati, saya ingin mereka belajar sesuatu dari kejadian tersebut. Bagaimana mereka bisa memecahkan masalah, berpikir kreatif, dan bertanggung jawab terhadap setiap tindakan.
Untuk membantu mereka menyelesaikan permasalahan ini, saya ingin membagikan kisah tentang seorang guru dengan balon yang dibawanya. Mudah-mudahan kisah ini bisa memberikan sebuah ide solusi dari permasalahan yang mereka hadapi.
Silakan baca sampai tuntas kisah ini agar kalian mendapatkan inspirasi positif darinya.
Kisah Guru dengan Balonnya
Seorang guru yang bijaksana pernah membawa balon ke sekolah, menyuruh murid-muridnya untuk meniup dan menuliskan nama-nama mereka masing-masing di tiap balon.
Setelah anak-anak melemparkan balon mereka ke aula, guru itu bergerak ke aula untuk mencampur semuanya.
Setelah beberapa waktu kemudian, anak-anak diberi waktu lima menit untuk menemukan balon dengan nama mereka di atasnya. Tetapi meskipun mereka mencari dengan panik, tidak ada yang menemukan balon mereka sendiri.
Kemudian guru tersebut menyuruh mereka untuk mengambil balon yang paling dekat dengan mereka dan memberikannya kepada orang yang namanya tertera di atasnya. Dan apa yang terjadi? Ternyata dalam waktu kurang dari dua menit, semua orang bisa memegang balonnya sendiri.
Guru tersebut berkata kepada anak-anak ini, “Balon-balon ini seperti kebahagiaan“.
Engkau tidak akan menemukannya ketika dirimu hanya mencari milikmu sendiri tapi ketika kita peduli dengan orang lain, maka ia akan datang sendiri kepadamu.
Kebahagiaan hanya bisa dicapai saat kita juga bisa membahagiakan orang lain.
Semoga kisah di atas bisa memberikan sebuah ide dan inspirasi dalam menjalani setiap cobaan yang kita alami di dunia.
Jika kamu merasa tulisan ini bermanfaat, silakan bagikan kepada teman, tetangga, atau grup di media sosial yang kamu miliki.
Sekian, semoga bermanfaat.
17 Tanggapan pada "Kisah Guru dengan Balonnya"
Berikan Komentar Anda
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Semoga Pengalaman ini saya bisa mengerti.
Ayo bekerja sama memberikan ide dan inspirasi dalam memajukan pendidikan di indonesia
Semoga inspirasi ini bisa memajukan pendidikan di Indonesia
Bekerja sama dalam sebuah ide dan inspirasi
Ayo bekerja sama dalam memberikan inspirasi
Semoga pendidikan memberikan ide
Agar bisa bekerja sama
Agar bisa bekerja sama dalam melaksanakan tugas
Dapat bekerja sama
Semoga pengalaman ini bisa menjadi inspirasi
Pengalaman ini bisa menjadi inspirasi
Bisa menjadi inspirasi
Dapat menjadi inspirasi
Dapat menjadi sebuah ide
Menjadi sebuah ide
Menjadi ide dalam melaksanakan tugas
Ayo kita bekerja sama agar bisa memajukan pendidikan indonesia